Senin, 18 September 2017

Samuel: Penerbangan Penyebab BBM dan Semen Langka di Wamena

 Bongkar muat BBM oleh maskapai Trigana Air di Bandara Wamena. Foto: Islami.
Jayawijaya -- Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jayawijaya, Samuel Munua mengatakan, kelangkaan dan kenaikan harga BBM jenis premium (bensin) di tingkat eceran dan semen di Kota Wamena dan sekitarnya, disebabkan karena faktor penerbangan.

Menurutnya, semenjak tergelincirnya pesawat Tri MG pada 18 Juli 2017, dinas sudah memperkirakan akan adanya hambatan dalam pengiriman BBM dan kebutuhan pokok lainnya.

“Sejak Tri MG tergelincir, saya sudah wanti-wanti, harga bahan pokok dan bangunan akan naik di Wamena. Faktor penyebab utamanya hanya satu yaitu pesawat, sebab pesawat yang terbang hanya delapan armada, sekarang tinggal enam pesawat sehingga mengurangi pendistribusian barang,” kata Samuel Munua kepada wartawan usai menggelar rapat dengan para pedagang dan distributor barang di Wamena, Senin (18/9/2017) di ruang kerjanya.

Khusus naiknya harga bensin di tingkat eceran, Samuel Munua mengatakan, Pertamina telah melakukan kontrak langsung dengan Trigana Air, dan hal itu memang dilakukan Trigana untuk mengangkut BBM dari Jayapura ke Wamena, namun dinilai tidak maksimal.

Dari data yang dihimpun bersama pedagang dan juga Pertamina, pasokan di tiga APMS yang ditunjuk Anugerah Baliem yang mestinya satu hari rata-rata 20 drum, tetapi yang naik itu 12-15 drum, demikian juga APMS Lasminingsih periode 1-17 September 2017 dari 1020 drum, baru 637 drum yang dikirim ke Wamena.

“Jadi memang Trigana angkut BBM ke Wamena, tetapi tidak maksimal karena armadanya berkurang. Saya juga dapat informasi nanti pada 21 September 2017, dari dua armada Trigana tinggal satu. Ke depan jika kami tidak kerja keras, berarti BBM akan langka begitupun bahan bangunan,” ucap Munua.

Untuk itu Disnakerindag melakukan rapat untuk selanjutnya mencari jalan keluar, salah satu langkah yang diambil ialah mendatangkan aviasi baru atau yang ada menambah armada agar kebutuhan pokok ini normal kembali.

Samuel Munua pun mengakui jika kebutuhan BBM subsidi di APMS sejauh ini masih aman, meskipun pasokan dari Jayapura yang diangkut Trigana ke tiga APMS tidak sesuai kuota.

“Tetapi ditingkat pengecer yang bermasalah dan itu situasional, artinya masyarakat lihat bahwa ini kurang, sehingga mereka menaikkan harga dan kami pun segera mengatasi itu untuk melaksanakan penertiban,” ujar Munua.

Kepala Trigana Wamena, Michael Biduri menjelaskan, masalah BBM ini kita harus lihat secara luas, sebab yang masuk di Kabupaten Jayawijaya selama ini ada yang namanya BBM subsidi dan nonsubsidi.

“Khusus untuk BBM subsidi memang Trigana yang angkut, tetapi yang nonsubsidi itu bukan hanya Trigana saja, ada Tri MG, Deraya, My Indo dan juga Cardig. Selama ini data itu belum transparan berapa yang mereka angkut selain Trigana,” ucap Michael Biduri kepada wartawan.

Ia mengatakan perlu diketahui masyarakat menyoal kuota subsidi dari tahun ke tahun nilainya tidak bertambah.

"Untuk menutupi kekurangan subsidi ada namanya nonsubsidi. Yang jadi persoalan sekarang kita lihat bahwa yang mengangkut BBM nonsubsidi selain Trigana banyak, yang mungkin orang lupa dan mengesampingkan ialah permasalahan di Wamena ini, kita harus lihat bahwa sejak kejadian kecelakaan Tri MG, di situ baru mulai terasa sedangkan sebelum kecelakaan situasi BBM di pasaran normal,” ujarnya.

Pihak Trigana meminta adanya transparansi dari pemerintah daerah menyangkut hal tersebut.

“Logikanya begini, jika selama ini Tri MG membawa BBM sebelum kecelakaan, berarti kan mereka bisa memenuhi kebutuhan suatu oknum tertentu atau pihak tertentu, dalam arti bukan negatif artinya positif, bahwa selama ini Tri MG pun menyuplai sebagian segmen pasar, begitu dia tidak muat, otomatis segmen inikan tidak terpenuhi BBM-nya. Yang jadi pertanyaan, dari mana segmen ini mendapat BBM,” katanya.

“Ini yang saya bilang kita harus berkumpul bersama, jangan menutupi masalah. Sejak Tri MG tidak terbang mengangkut BBM, di situlah mulai terjadi masalah, sehingga membuat orang mengambil kesimpulan Trigana tidak memenuhi kuota, itu bisa benar dan juga salah karena sebelum kejadian Tri MG, itu tidak ada masalah, tidak terjadi gejolak namun sejak terjadi insiden Tri MG baru terjadi gejolak BBM,” tambahnya. (*)


Copyright ©Tabloid JUBI "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

0 komentar

Posting Komentar