Rabu, 01 Maret 2017
Sejarah Dakwah Islam Di Nusantara
SEJARAH DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA
Menurut Ibnu Taimiyah, batas pershabatan dan permusuhan antara umat manusia terbagi menjadi tiga, pertama; sekelompok manusia yang wajib dicintai secara mutlak yaitu Mukmin yang sempurna imannya, kedua; sekelompok manusia yang wajib dibenci secara mutlak yaitu kaum kuffar dan ketiga; sekelompok manusia harus diberi hak cinta dan benci secara proporsional yaitu Mukmin yang melalukan dosa besar.
Sayangnya zaman sekarang, standar kecintaan dan kebencian sudah berubah bahkan dalam pandangan Ibnu Abbas persahabatan dan permusuhan hanya didasarkan pada perkara duniawi sehingga kaum muslimin mudah dipecah dan dibeli musuh, akhirnya kondisi mereka menjadi lemah dan terhina parahnya mereka mencintai Kelompok yang seharusnya dibenci dan membenci kelompok yang seharusnya dicintai. Maka nasib mereka menyedihkan sesama muslim bermusuhan namun dengan kaum kuffar berkasih sayang.
Kita harus sadar betul bahwa yang mencabik-cabik wilayah Islam dan eksistensi kaum Muslimin adalah kaum kuffar yang bekerja sama dengan kaum munafikun yang rela menjual negara dan umatnya demi kepentingan pribadinya.
Bukankah Portugis, Spanyol dan Inggris pada abad 16 M, dengan agamanya Katolik pernah merampok dan menjarah kekayaan rakyat Melayu dengan semena-mena?
Semua tahu bahwa penjajah Belanda Protestan mengeruk kekayaan, menguras tambang dari mulai hulu hingga hilir dan menodai kehormatan Indonesia selama 350 tahun, sehingga bangsa Indonesia merasakan penderitaan dan kesengsaraan.
Kita patut bangga dengan ketegasan Mas Rangsang alias Sultan Agung yang bersikap tegas kepada penjajah Belanda, memerintahkan agar kepala tawanan Belanda, Antonio Paulo dilemparkan ke mulut buaya sebagai balasan atas pengkhianatan Belanda pada pasukan Mataram.
Masih ingatkah bagaimana Pangeran Diponegoro harus kehilangan 200.000 nyawa kaum muslimin untuk mengusir penjajah Belanda dari Tanah Jawa, betapa perihnya Jenderal Sudirman menapaki gerilya demi mempertahankan NKRI dari rongrongan penjajah.
Akankah kita terus merawat kepicikan dan kepandiran kita dengan menuduh Imam Bonjol wahabi sementara lisan Anda aman malah menaruh hormat kepada para penjajah yang menguras SDM dan SDA bangsa kita.
Lucu kan, yang menjajah bangsa kita orang Eropa dan kaum kuffar tapi kita justru rame-rame memusuhi dan membenci Arab Saudi sebagai sarang Islam !
Kita harus ikhlas mengakui bahwa kita adalah bangsa yang sudah kehilangan pijakan dan prinsip, umat yang tidak punya kemandirian dan peradaban, anak cucu yang tidak mampu bersikap baik kepada para pahlawan termasuk menghargai potensi diri sendiri.
Untuk mengembalikan umat yang sadar siapa kawan dan siapa lawan maka harus ada gerakan dakwah yang intensif dan ofensif pada rakyat jelata dan para penguasa. Biar umat Islam tidak terus menjadi buih dan momok agama yang tiap zaman senantiasa menimpakan kerugian dan kemalangan.
Umat tidak boleh berpangku tangan di tengah keterasingan Islam terutama para juru harus makin giat berdakwah karena rakyat Nusantara bisa masuk Islam berbondong-bondong hingga menjadi mayoritas karena gesitnya para ulama pada masa lalu dalam berdakwah.
Suatu contoh, pada tahun 1660, penguasa Makasar dilaporkan bersedia meninggalkan kepercayaannya kepada berhala, asalkan kaum Muslimin sanggup mengirim dua atau tiga ulama paling cakap dari Mekah, atau orang-orang Kristen dapat mengirimkan pendeta Jesuit paling ahli, sehingga ia diberi pengajaran tentang kedua agama ini. Ternyata kaum muslimin mengirim dari Mekah dua ulama ahli sehingga ketika raja Makasar melihat bahwa orang-orang Jesuit tidak ada yang datang kepadanya maka ia segera memeluk Islam.
[Cerkiis.blogspot.com, sumber penyusun: Ustadz Zainal Abidin Syamsuddin]
Share this
Related Articles :
Prof. Dr. Amien Rais: Indonesia Jangan Anggap Remeh “Pergerakan ULMWP” FOTO: Screenshot official video Prof. Dr. Amien Rais dalam channel YouTube Amien Rais Official, Selasa (1/08/2020). (doc. tablo ...
West Papua Army (WPA) Dibentuk atas Kehendak Tiga Komando FOTO: Tiga (3) komando militer Papua antara lain TRWP [Tenatar Revolusi West Papua], TNPB [Tentara Nasional Papua Barat] dan TNP ...
Pelanggaran HAM Berat dalam Operasi Militer Indonesia di Nduga Bukti Kuat “Kegagalan Otsus 2001” FOTO: Masyarakat Nduga di Kem Pengungsian, rimbah Papua Desember 2018. No. 1 PAPUA Merdeka News | Portal Realitas Operasi Mi ...
Theys Eluay: Saya Dibunuh Karena Menentang Otsus FOTO: Dortheys Hiyo Eluay (Theys Eluay) Ketua Presidium Dewan Papua di masa Kongres Papu Tahun 2000 di Jayapura. No. 1 PAPUA ...
Vanuatu Terus Konsisten dalam Seruan Dukungan untuk West Papua FOTO: Vanuatu dalam sidang Dewan HAM PBB Sesi ke-43 di Jenewa, Swiss 15 — 19 Juni 2020 (istimewa) No. 1 PAPUA Merdeka News | ...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Paling Dilihat
-
Pemandangan Kota Manokwari dari kejauhan. Manokwari -- Siapa yang tidak mengenal Kabupaten Manokwari? Ibu kota Provinsi Papua Bar...
-
FOTO: Para pemimpin perjuangan kemerdekaan West Papua dalam pertemuan Evaluasi Tahunan dan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT-L...
-
Perdana Menteri (PM) Vanuatu, Charlot Salwai (©2019 Getty Image s ) PORT VILA, Vanuatu - Pemimpin blok Oposisi Vanuatu, MP Ismae...
-
Yonas Masoka & Frits Ramandey. Keluarga Nilai Pemerintah dan Komnas HAM Bungkam Jayapura -- Hari Sabtu (10/11), sudah 17 tah...
-
Pejabat eksekutif United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) antara lain Rex Rumakiek (kiri), Benny Wenda (tengah) dan Paula Ma...
-
Perdana Menteri VANUATU, (H.E. Mr Charlot Salwai Tabimasmas) saat berpidato di Majelis Umum PBB (UNGA) ke-72 di New York, AS (21/09/20...
-
Papua merupakan pulau terbesar kedua di dunia, setelah Greenland di Denmark dan Pulau terbesar pertama di Indonesia (kalau digabung dengan ...
-
KOKIBU - Selamat Siang... Jika Anda Ingin membaca artikel ini lebih lanjut, silahkan klik link judul diatas atau kunjungi langsung di http...
-
Foto: Boy Markus Dawir. Surabaya -- Pemutusan air PDAM di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya yakni Asrama Kamasan III yang dibang...
0 komentar
Posting Komentar