Massa aksi saat berorasi di kantor DPRD Kabupaten Mimika (19/09/2017). |
Puluhan masa yang mana dipimpin oleh beberapa elemen pemuda ini berunjuk rasa dan longmarch menggunakan 1 (pickup) yang adalah mobil komando, 7 truck, 2 mobil avansa dan belasan motor di seputaran kota Timika, Selasa (19/9) pagi.
Pemantauan di lapangan, aksi unjuk rasa ini dimulai pada pukul 08.00 Waktu Papua, beberapa spanduk dan poster dengan hastag bertuliskan #SaveGubernurPapua #SaveLukasEnembe #StopKriminalisasiLukasEnembe, dibawa oleh pengunjuk rasa.
Bergantian, perwakilan pendemo berorasi dengan menggunakan bahasa daerah dan juga bahasa nasional. Mereka mewakili pemuda, mahasiswa dan elemen masyarakat.
Saat berorasi di kantor DPRD Kabupaten Mimika; Koordinator aksi, Mesak Wandikmbo mengatakan, aksi kami ini aksi damai sebagai bentuk protes kami terhadap Penyidik Bareskrim Polri yang melakukan penyelidikan terkait dugaan korupsi beasiswa luar negeri di Biro SDM Papua pada tahun 2016.
”Kembalikan Gubernur kami dan stop pembunuhan karakter pemimpin orang Papua, karena mereka adalah putra terbaik kami Orang asli Papua. Kalau kita lihat apa yang sedang terjadi belakangan ini, sebenarnya itu hanya untuk merusak citra dan nama baik gubernur, dan ini membuat kami orang Papua kecewa" ujarnya.
“Kita tidak akan berhenti di sini, kita akan terus mengawal, kita orang Papua juga minta agar Presiden dan Kapolri segera mengambil sikap" tegasnya.
Dalam orasi singkatnya itu kordinator aksi juga mendesak DPRD Kabupaten Mimika untuk segerah menindaklanjuti aspirasi rakyat ini. Aspirasi diserahkan oleh Kordinator aksi bersama sekertaris dan diterima oleh Agustinus Anggaibak mewakili ketua DPRD Kabupaten Mimika untuk selanjutnya diteruskan ke pimpinan tertinggi.
Salah satu korlap wilayah Kwamki Narama, Fredi Wandikmbo mengatakan."Gubernur Papua adalah salah satu Pemimpin negeri ini, yang adalah juga putra terbaik Papua, Dia (Lukas Enembe) sedang dipojokkan dengan isu diskriminatif"." Ini hanyalah opini yang dibangun di media massa seolah-olah dia (Lukas Enembe) adalah tersangka korupsi, sebenarnya siapa yang bermain dibelakang layar? Ini kan, tidak jelas" pungkasnya.
Fredi, juga menyesalkan tindakan Represif oleh pihak kepolisian di wilayah yang dikordinirnya.
"Kami mau aksi tuh aksi damai dan surat ijinpun sudah kami antarkan. Tapi malah kami dilarang bahkan dihadang oleh pihak kepolisian dibawah pimpinan KaPolPos Kwamki Narama, dimana demokrasi itu"
"Pihak kepolisian datang dengan kekuatan lengkap 2 truck Dalmas, 1 Pickup Kepolisian, 1 mobil avansa dan 2 motor patroli; hal ini jelas mengganggu fokus kami (pendemo). Pihak kepolisian seharusnya menghargai hak warga untuk menyampaikan pendapat di muka umum" ujar Fredi menuh kesal.
Pendemo berharap agar segera ada tanggapan dari pusat, jika tidak pihaknya akan melakukan aksi yang sama dengan masa yang lebih besar. Seusai menyerahkan aspirasinya di kantor DPRD Kabupaten Mimika, masa aksi pun melakukan longmarch ke lapangan Timika Indah dan akhirnya membubarkan diri.
Posted by: Ogia Uaga
Copyright ©Tabloid WANI "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com
0 komentar
Posting Komentar