Pertanyaan :
Apa itu buroq? Karena ketika isra mi’raj, nama ini sering disebut. Dan katanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam isra mi’raj dengan menunggang buroq. Mungkin bs dijelaskn. Trim’s. Maksih pencerahannya.Jawaban :
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du, Buraq atau Buroq [arab: البُرَاقُ] termasuk binatang ghaib, yang tidak akan pernah kita jumpai di alam ini. Sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menaikinya ketika isra’ mi’raj, itu bagian dari keistimewaan dan mukjizat beliau dari Allah, yang tentu saja tidak mungkin bisa ditiru orang lain.
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا. إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
Dialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib, dan Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. Al-Jin: 26 – 27)
Mengingat ini masalah ghaib, sikap yang harus kita kedepankan adalah mengikuti dan meyakini apa yang disebutkan dalam dalil. Artinya, kita hanya boleh meyakini sesuai informasi yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Diantara bentuk dan sifat buraq yang disebutkan dalam hadis shahih,
1. Bentuknya seperti binatang tunggangan
2. Ukurannya lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal. (Bighal adalah peranakan hasil perkawinan antara kuda dengan keledai)
3. Berwarna putih
4. Langkah kakinya, sejauh ujung pandangannya.
5. Bisa diikat sebagaimana layaknya hewan tunggangan
Diantara hadis yang menceritakan sifat-sifat di atas,
a. Hadis dari Malik bin Sha’sha’ah radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan kejadian isra mi’raj. Salah satu cuplikan kisahnya,
وَأُتِيتُ بِدَابَّةٍ أَبْيَضَ، دُونَ البَغْلِ وَفَوْقَ الحِمَارِ: البُرَاقُ
Dibawakan kepadaku hewan tunggangan berwarna putih, lebih pendek dari bighal dan lebih tinggi dari pada keledai. Yaitu buraq. (HR. Bukhari 3207)
b. Hadis dari Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثُمَّ أُتِيتُ بِدَابَّةٍ أَبْيَضَ، يُقَالُ لَهُ: الْبُرَاقُ، فَوْقَ الْحِمَارِ، وَدُونَ الْبَغْلِ، يَقَعُ خَطْوُهُ عِنْدَ أَقْصَى طَرْفِهِ، فَحُمِلْتُ عَلَيْه
Kemudian dibawakan kepadaku seekor hewan tunggangan putih, namanya Buraq. Lebih tinggi dari pada keledai dan lebih pendek dari bighal. Satu langkah kakinya di ujung pandangannya. Lalu aku dinaikkan di atasnya. (HR. Ahmad 17835, Muslim 164, dan yang lainnya).
c. Sesampainya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di masjidil aqsha, beliau shallallahu ’alai wa salam mengikat buraqnya di tempat yang biasa digunakan para nabi untuk mengikat tunggangannya. Beliau mengatakan
فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ بِهِ الْأَنْبِيَاءُ
Aku mengikat buraq di salah satu pintu masjid baitul maqdis, tepat di mana para nabi mengikatkan hewan tunggangan mereka (Muslim no. 162, Abu Ya’la dalam musnadnya 3375)
Apakah Buraq punya Sayap?
Banyak yang mengilutrasikan buraq layaknya gambar kuda bersayap. Bahkan kadang ditambahi tanduk.
Kami tidak menjumpai adanya riwayat yang menjelaskan bahwa buraq bersayap. Dan sekali lagi, mengingat ini masalah ghaib, kita hanya bisa mengikuti apa yang disebutkan dalam dalil, tanpa nambah-nambahi. Membuat ilustrasi seperti kuda terbang sembrani, jelas ini menebak-nebak hal yang ghaib, yang dilarang dalam islam.
Demikian, Allahu a’lam.
[Cerkiis.blogspot.com, Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits]
0 komentar
Posting Komentar