Ket. Foto, kiri ke kanana: Ny. Lora Lini special envoy Vanuatu untuk West Papua di PBB, Benny Wenda ketua ULMWP dan Dr. Jacob Rumbiak juru bicara hadiri pertemuan Forum Kepulauan Pasifik di Tuvalu. Sesi upacara pembukaan, tamu undangan dari setiap delegasi turut saksikan dan membuka bersama. (Foto. doc. ULMWP to tabloid-wani.com) |
Port Numbay, - Pertemuan Forum Kepulauan Pasifik (PIF) resmi dibuka kemarin (13/08) sore, di Funafuti, Tuvalu. Para pemimpin Forum dari 18 negara anggota dipastikan telah hadir, termasuk United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) selaku representasi [perwakilan] West Papua.
Seketika ULMWP mewakili West Papua hadir dalam pertemuan PIF di Tuvalu, Indonesia 'bereaksi keras' dan melakukan berbagai lobi sebagai upaya untuk menganggu dan menghambat jalannya agenda kemerdekaan Papua yang sedang didorong Vanuatu bersama ULMWP pada pertemuan ini.
Pemerintah Indonesia melalui kementerian luar negeri mengancam dan protes Vanuatu, karena melibatkan delegasi ULMWP dalam delegasi resminya negara Vanuatu. Protes tersebut, Indonesia kirim kepada pemerintah Vanuatu melalui kedutaan besar Indonesia di Fiji.
Simak artikel ini: (MSG Sakit Kepala, West Papua Sakit Hati dan Indonesia Merampas Melanesia)
Selanjutnya Indonesian juga bertemu presiden Tuvalu dan Sekjend PIF, Meg Taylor di kantor sekretariat Forum dan protes tentang agenda West Papua yang telah dimasukan menjadi agenda resmi pada pertemuan PIF di Tuvalu. Indonesia kemudian menuduh Forum Kepulauan Pasifik telah mengambil sikap yang tidak adil, sebab menurut Indonesia, PIF dianggap telah memihak pada ULMWP dan perjuangan bangsa Papua.
Melalui Australia dan New Zealand, Indonesia menggunakan tangan kedua negara ini untuk menghambat dan membatalkan ULMWP hadir dalam pertemuan di Tuvalu, khususnya ketua Eksekutif ULMWP, Benny Wenda. Pemerintah Australia dan Selandia Baru larang Benny Wenda naik pesawat Herkules dan Helikopter milik Australia maupun Selandia baru yang angkut delegasi ke Tuvalu. Pesawat-pesawat itu dicarter oleh Penitia Pertemuan PIF untuk mengangkut semua delegasi yang ikut dalam pertemuan ini.
Pada waktu yang sama, tepatnya tanggal 13 Agustus 2019 ketika pertemuan Forum Pasifik mulai dibuka, dalam waktu yang sama 13 Agustus, sebuah video telah dikeluarkan oleh Sebby Sambom jurubicara TPNPB. Dalam keterangan Video yang tengah beredar itu ditulis, reunifikasi TPN-PB pada 1 Agustus 2019. Beberapa poin pengantar video itu mengatakan; ULMWP, WPNCL, NRFPB, TRWP, TNPB maupun West Papua Army (WPA) harus dibubarkan. Bila tidak, pasukan khusus TPNPB akan cari dan bunuh mereka. Hal ini semua bertolak belakang semua dengan ULMWP maupun West Papua Army, seperti yang kami ketahui bersama bahwa semua militer West Papua dari tiga faksi besar; TPNPB/TPN-OPM, TRWP dan TNPB pada bulan Mei 2019 lalu telah menyatakan sikap bersatu dalam West Papua Army, sebagai tentara Papua.
Keluarnya video dan pernyataan ini ada hubungan dengan ancaman pemerintah Indonesia untuk serang ULMWP terkait pertemuan di Tuvalu.
Baca juga: (Bazoka: Persatuan Sudah, Kini ULMWP Siap Dirikan Negara)
Salah satu media di Papua turut terlibat beritakan pernyataan dan isi video itu, yang menujukkan hubungan dari semua rentetan permainan Indonesia ini sedang terjadi secara terstruktur, sistematis dan masif.
Perlu diketahui, tujuan dari semua rangkaian ini adalah; untuk menggagalkan agenda resolusi West Papua yang sedang didorong oleh negara Vanuatu dan ULMWP dalam pertemuan PIF di Tuvalu. Maka itu disampaikan kepada seluruh rakyat Papua, agar tidak terhanyut dalam irama permainan Indonesia seperti yang disebutkan diatas. Rakyat Papua tetap fokus dan kawal agenda bangsa Papua yang telah menjadi salah satu agenda prioritas yang sedang dorong dalam pertemuan Forum Kepulauan Pasifik di Tuvalu ini (*).
______
Baca terkait:
Posted by: Admin
Copyright ©tabloid-wani.com "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com
Pemerintah Indonesia melalui kementerian luar negeri mengancam dan protes Vanuatu, karena melibatkan delegasi ULMWP dalam delegasi resminya negara Vanuatu. Protes tersebut, Indonesia kirim kepada pemerintah Vanuatu melalui kedutaan besar Indonesia di Fiji.
Simak artikel ini: (MSG Sakit Kepala, West Papua Sakit Hati dan Indonesia Merampas Melanesia)
Selanjutnya Indonesian juga bertemu presiden Tuvalu dan Sekjend PIF, Meg Taylor di kantor sekretariat Forum dan protes tentang agenda West Papua yang telah dimasukan menjadi agenda resmi pada pertemuan PIF di Tuvalu. Indonesia kemudian menuduh Forum Kepulauan Pasifik telah mengambil sikap yang tidak adil, sebab menurut Indonesia, PIF dianggap telah memihak pada ULMWP dan perjuangan bangsa Papua.
Melalui Australia dan New Zealand, Indonesia menggunakan tangan kedua negara ini untuk menghambat dan membatalkan ULMWP hadir dalam pertemuan di Tuvalu, khususnya ketua Eksekutif ULMWP, Benny Wenda. Pemerintah Australia dan Selandia Baru larang Benny Wenda naik pesawat Herkules dan Helikopter milik Australia maupun Selandia baru yang angkut delegasi ke Tuvalu. Pesawat-pesawat itu dicarter oleh Penitia Pertemuan PIF untuk mengangkut semua delegasi yang ikut dalam pertemuan ini.
Pada waktu yang sama, tepatnya tanggal 13 Agustus 2019 ketika pertemuan Forum Pasifik mulai dibuka, dalam waktu yang sama 13 Agustus, sebuah video telah dikeluarkan oleh Sebby Sambom jurubicara TPNPB. Dalam keterangan Video yang tengah beredar itu ditulis, reunifikasi TPN-PB pada 1 Agustus 2019. Beberapa poin pengantar video itu mengatakan; ULMWP, WPNCL, NRFPB, TRWP, TNPB maupun West Papua Army (WPA) harus dibubarkan. Bila tidak, pasukan khusus TPNPB akan cari dan bunuh mereka. Hal ini semua bertolak belakang semua dengan ULMWP maupun West Papua Army, seperti yang kami ketahui bersama bahwa semua militer West Papua dari tiga faksi besar; TPNPB/TPN-OPM, TRWP dan TNPB pada bulan Mei 2019 lalu telah menyatakan sikap bersatu dalam West Papua Army, sebagai tentara Papua.
Keluarnya video dan pernyataan ini ada hubungan dengan ancaman pemerintah Indonesia untuk serang ULMWP terkait pertemuan di Tuvalu.
Baca juga: (Bazoka: Persatuan Sudah, Kini ULMWP Siap Dirikan Negara)
Salah satu media di Papua turut terlibat beritakan pernyataan dan isi video itu, yang menujukkan hubungan dari semua rentetan permainan Indonesia ini sedang terjadi secara terstruktur, sistematis dan masif.
Perlu diketahui, tujuan dari semua rangkaian ini adalah; untuk menggagalkan agenda resolusi West Papua yang sedang didorong oleh negara Vanuatu dan ULMWP dalam pertemuan PIF di Tuvalu. Maka itu disampaikan kepada seluruh rakyat Papua, agar tidak terhanyut dalam irama permainan Indonesia seperti yang disebutkan diatas. Rakyat Papua tetap fokus dan kawal agenda bangsa Papua yang telah menjadi salah satu agenda prioritas yang sedang dorong dalam pertemuan Forum Kepulauan Pasifik di Tuvalu ini (*).
______
Baca terkait:
- Sempat Dihambat, Delegasi West Papua Berhasil Tiba di Tuvalu
- Kemarahan Indonesia, ketika Masalah Papua Merdeka Diangkat dalam Forum Pasifik
Posted by: Admin
Copyright ©tabloid-wani.com "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com
0 komentar
Posting Komentar