Kaca jendela depan ruang kerja Pansus Afirmatif MRP pecah, yang jadi sasaran pelampiasan kekesalan orang tua siswa calon IPDN yang tidak lolos seleksi afirmatif. |
Pasalnya, dari 91 nama yang dinyatakan lulus, ada nama -nama yang diketahui tidak ikut ujian. Di antara mereka, bahkan ada juga yang bukan Orang Asli Papua (OAP).
Ketua MRP, Timotius Murib mengatakan pengumuman hasil tes itu, bukan hanya mengecewakan orang tua, tapi juga pihaknya.
Dia mengungkapkan, sedikitnya ada 6 nama dalam daftar lulus tes afirmasi IPDN yang bermasalah. Satu nama yang diketahui merupakan OAP, namun tidak mengikuti tes.
Sedangkan lima nama lainnya, merupakan non OAP. Di antara lima nama itu ada yang ikut tes, ada yang tidak.
Karena itu, Murib berkesimpulan, penerimaan jalur khusus OAP itu tidak murni. Orang-orang tertentu memainkan kepentingan dalam proses seleksi dan penentuan hasil tes. Pihaknya merasa dijebak.
"MRP berkesimpulan, tidak sesuai. Pengumuman ini atas kepentingan-kepentingan,"ungkap dia.
Kata dia, MRP sangat mengharapkan bahwa 91 orang yang diluluskan itu, benar-benar merupakan anak-anak Papua. Tetapi hasilnya tidak sesuai harapan.
Selain itu, hasil tes afirmasi itu diharapkan merata untuk 29 kabupaten/ kota. Namun hal itu tidak terjadi. Orang dari daerah tertentu yang mendominasi di dalam daftar yang diumumkan.
"Hasil ini benar-benar nepotisme. Dominan satu wilayah adat,"ujar Murib.
Saking kecewanya, dia bahkan meminta agar seluruh hasil kelulusan itu dibatalkan saja.
Ketua Pansus Afirmatif MRP, Edison Tanati mengatakan pihaknya tidak tahu menahu soal pengumuman itu. Pengumuman itu murni hasil evaluasi Dinas Kepegawaian Provinsi dan Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN).
"Hasil terakhir, MRP tidak diundang. Murni hasil evaluasi IPDN dan BKD,"ungkap Tanati .
Salah satu orang tua yang tidak mau dimediakan namanya, juga sangat menyesalkan hal itu.
"Orang tidak ikut tes ada nama ...,"ujarnya usai melihat pengumuman itu kepada jurnalis Jubi di kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) Kotaraja, Kota Jayapura, Rabu (12/09/2018)
(Lihat ini: Seleksi IPDN Khusus OAP Dibuka)
Kata dia, munculnya nama yang tidak ikut tes ini sangat mengecewakan peserta yang ikut tes. Karena, tes yang berlangsung Senin pekan ini makan waktu sampai larut malam.
"Kita tiba di rumah subuh, karena tes sampai jam 2 malam. Anak-anak lain sampai begitu lalu yang enak-enak tidur malah lolos ,"ujarnya.
Ani, bukan nama sebenarnya, salah satu peserta mengaku, orang yang lolos tanpa tes itu masuk di nomor urut teratas di daftar pengumuman.
"Nomor delapan. Dia tinggal di Timika. Waktu tes dia tidak datang,"ungkap nona berusia 18 tahun ini kepada jurnalis Jubi.
Ia juga mengeluhkan nama-nama orang non Papua yang ikut diloloskan. "Alasannya apa mereka ikut? Ini kan khusus untuk OAP,"ujarnya.
Karena tidak puas, salah satu orang tua peserta melampiaskan emosinya dengan menghancurkan kaca ruang kerja Pansus Afirmatif MRP. (*)
(Baca ini: Ketua DPR Papua: Kampus IPDN Papua Baiknya Tutup)
Copyright ©Tabloid JUBI "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com
0 komentar
Posting Komentar