Home /
Aneh /
Berita /
Fenomena /
Islami /
Kabar /
Khasanah /
Ragam /
Terbaru /
Terkini /
Unik /
Anggota Dewan Selandia Baru: Isu Papua Harus Tembus PBB
Minggu, 12 Agustus 2018
Anggota Dewan Selandia Baru: Isu Papua Harus Tembus PBB
Louisa Wall mengatakan itu pada peluncuran sebuah buku baru yang menjelaskan posisi Selandia Baru atas West Papua, pekan lalu.
Buku See No Evil: New Zealand's betrayal of the people of West Papua (Tutup Mata: Pengkhianatan Selandia Baru kepada rakyat West Papua) yang ditulis Maire Leadbeater mengritik pemerintah Selandia Baru yang selama ini gagal mendukung hak-hak rakyat Papua.
Wall bilang buku itu menjelaskan gambaran sangat relevan tentang bagaimana rakyat Papua tak diberi keleluasaan bicara ketika tanah air mereka diintegrasikan ke Indonesia di tahun 1960'an.
Dia menyebutkan ada dukungan dari dalam kaukus Partai Buruh yang sekarang berkuasa, juga kaukus-kaukus Māori dan Pasifik, untuk membantu rakyat Papua mendapatkan referendum penentuan nasib sendiri yang lebih adil.
"Jalan ke depan ini benar-benar (beranjak dari) apakah ada keinginan dan prioritas untuk meperbaiki sebuah kesalahan historis? Ada makin banyak orang-orang seperti kita yang menjadi semakin tahu dan memang mendukung ajakan referendum bebas. Saya sendiri mendukung seruan untuk mendaftarkan Papua kembali ke (komite) Dekolonisasi PBB," kata Wall.
Namun Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa pengintegrasian bekas teritori Dutch New Guinea ke Indonesia itu sudah final lewat Pepera 1969 yang hanya diikuti 1000-an pemilih dengan konsep perwakilan yang ditunjuk.
Perdana Menteri Selandia Baru dan pemimpin Partai Buruh, Jacinda Ardern, kepada Joko Widodo ketika kunjungan Presiden Indonesia itu ke Selandia Baru awal tahun ini, menegaskan dukungan formal pemerintahnya atas kontrol Indonesia di Papua.
Namun, Wall dan sejumlah wakil parlemen dari partai pemerintah menganggap status politik West Papua sebagai persoalan kolonialisme yang belum selesai.
"Kita harus bertindak atas dasar prinsip-prinsip keadilan dan kewilayahan asli asal usul (indigeneity)," ujarnya, sambil mengakui bahwa jumlah wakil parlemen yang mendorong isu tersebut saat ini memang belum mayoritas.
"Saya percaya atas penentuan nasib sendiri, saya percaya atas hak-hak masyarakat asli. Ini merupakan hak masyarakat asli West Papua untuk mendapatkan legitimasi kembali atas hak yang sempat ditekankan itu dan yang dulu diberikan lewat cara yang tak adil". (*)
Copyright ©Tabloid JUBI "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com
Share this
Related Articles :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Paling Dilihat
-
Pemandangan Kota Manokwari dari kejauhan. Manokwari -- Siapa yang tidak mengenal Kabupaten Manokwari? Ibu kota Provinsi Papua Bar...
-
Tips Cara Sukses Budidaya Ikan Lele Cepat Panen di Kolam Terpal - Apakah Anda tertarik bisnis lele? Kenapa tidak segera terjun ke bisnis ini...
-
Gemariau.com - Keluarga Wayan Mirna Salihin akan terus mengawal persidangan Jessica Kumala Wongso hingga tuntas. "Kami bakal terus ...
-
Tan Malaka merupakan tokoh yang dikenal atas pemikiran revolusioner berhaluan kiri. Tan Malaka atau Sultan Ibrahim dengan gelar Datuk Tan ...
-
Perdana Menteri (PM) Vanuatu, Charlot Salwai (©2019 Getty Image s ) PORT VILA, Vanuatu - Pemimpin blok Oposisi Vanuatu, MP Ismae...
-
Download PEACH BLOOD 4.8 APK MOD Unlimited Coins Terbaru | Meirasoft.blogspot.com : Selamat siang good people, apa kabar? semoga hari ini s...
-
PORT MORESBY, - Menyusul sumpah Perdana Menteri ke-8 Papua Nugini ini, James Marape kemarin; Tujuh orang juru kunci kabinet mengambil sum...
-
Arnold Ap (1 Juli 1946 – Dibunuh 26 April 1984) . Kredit ilustrasi Alit Ambara (Nobodycorp). “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah ha...
-
Perdana Menteri VANUATU, (H.E. Mr Charlot Salwai Tabimasmas) saat berpidato di Majelis Umum PBB (UNGA) ke-72 di New York, AS (21/09/20...

0 komentar
Posting Komentar