Senin, 12 Desember 2016

Rencana mengerikan terduga teroris wanita mau ledakkan Istana Negara



Gemariau.com - Suasana di Jalan Bintara Jaya VIII Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Sabtu (10/12) sore kemarin mendadak mencekam. Puluhan petugas gabungan dari Polda Metro Jaya dan Polres Bekasi Kota tiba-tiba menggerebek rumah berlantai dua tersebut.
Dari rumah bercat warna-warni itu kemudian diamankan seorang wanita yang belakangan diketahui bernama Dian Yulia Novi. Dian diciduk aparat lantaran diduga merencanakan aksi teror.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono, sebelum Dian diringkus, petugas menangkap Nur Solihin dan Agus Supriyadi di bawah flyover Kalimalang, Jakarta Timur. Nur Solihin dan Agus Supriyadi lebih dulu diamankan setelah anggota detasemen khusus antiteror Mabes Polri membututi kendaraannya yang ditumpangi keduanya dari Solo ke Jakarta.

Setibanya di Jakarta, mobil ditumpangi Nur Solihin dan Agus Supriyadi menjemput Dian di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur. Saat itu petugas melihat Dian tengah membawa sebuah kardus.

Oleh keduanya, Dian kemudian diantar ke kantor pos sekitar daerah Bintara untuk mengirim kardus yang tengah dibawanya untuk dikirim ke tempat yang masih dalam penyelidikan petugas. Lantaran dicurigai, kemudian paket tersebut diambil dan dibuka oleh anggota Densus.

"Isinya ditemukan barang berupa pakaian dan surat wasiat Dian Yuli Novi kepada kedua orangtuanya. Adapun isi surat wasiat tersebut menyatakan kesiapan Dian Yuli Novi untuk melakukan amaliyah," kata Kombes Pol Argo Yuwono dalam keterangannya kepada wartawan, kemarin.
Polisi mengamankan rumah terduga teroris 2016 Merdeka.com
Argo mengatakan, usai dari kantor pos ketiganya menuju ke kosan di Jalan Bintara Jaya VIII Bekasi. Di kosan tersebut Dian turun dengan membawa sebuah tas ransel warna hitam, masuk ke kamar 104, sedangkan Nur Solihin dan Agus Supriyadi pergi meninggalkan rumah kos tersebut.

"Dilakukan pembuntutan terhadap mobil yang mereka tumpangi dan dilakukan penangkapan terhadap Nur Solihin dan Agus Supriyadi di bawah flyover Kalimalang," kata Argo.

Setelah itu petugas mengamankan Dian di kosannya Jalan Bintara Jaya VIII. Dalam kamar 104 dihuni pelaku ditemukan bom yang tersimpan di dalam tas ransel warna hitam.

Menurut Argo, dari sebuah paket ditemukan tim Densus 88 di kantor PT Pos berisi wasiat milik Dian kepadanya orangtuanya. Dalam surat wasiat itu diketahui Dian dipersiapkan menjadi esksekutor yang rencananya dilakukan pada Minggu (11/12) di Istana Negara.

"Rencananya bom tersebut akan diledakkan di Istana Negara pada saat serah terima jaga Paspampres," ujar Argo.

Sementara itu, Kapolresta Bekasi Kota Kombes Umar Fana mengatakan, tiga terduga teroris itu diduga terkait jaringan Bahrun Naim, terduga pemimpin teror bom di Sarinah, Jakarta, beberapa waktu lalu. Dalam penggerebekan itu petugas mengamankan sejumlah bahan peledak.

"Mereka diduga jaringan Bahrun Naim," kata Kombes Umar Fana.

Bahan peledak yang ditemukan merupakan bom rakitan berbentuk rice cooker alias alat memasak nasi. Bom 'rice cooker' di Bekasi mempunyai daya ledak tinggi.

Bom seberat 3 kilogram itu diprediksi memiliki radius mencapai 300 meter persegi. Dengan mempertimbangkan keselamatan petugas bom yang direncanakan diledakkan di Istana Negara itu diledakkan di lokasi penggerebekan.

"Daya ledaknya 300 meter persegi, bom hanya ada satu. Beratnya 3 kilogram," kata Umar Fana.

Menurut Umar, bom itu tidak dirakit para pelaku di Bekasi. Pelaku merakitnya di luar Bekasi dan membawanya untuk siap diledakkan pada Minggu (11/12) besok.

"Bom ini tidak dirakit di Bekasi. Di bawa ke bekasi sudah jadi," imbuhnya.
Lokasi bom rice cooker di Bekasi 2016 Merdeka.com/Adi Nugroho
Usai mengamankan tiga terduga pelaku teror dan menjinakkan bom, petugas langsung melakukan menggeledah rumah Dian di kawasan Cirebon, Jawa Barat. Tak lama dari penggeledahan itu, Densus 88 menangkap SY alias Abu Izzah. Dia ditangkap di Sabrang Kulon Matesih, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (10/12). SY diamankan Densus 88 karena diduga sebagai pihak merakit bom untuk Solikhin.

"SY alias Abu Izzah orang yang merakit bom yang di bawa oleh Solikhin ke Jakarta," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Kombes Rikwanto.

Rikwanto menambahkan, saat ini Densus 88 pun telah menetapkan SY sebagai tersangka. Penetapan itu berdasarkan alat bukti yang cukup. "Selanjutnya dilakukan pemeriksaan dan pengembangan," pungkas Rikwanto.

Kepolisian hingga kini masih menyelidiki terduga kelompok teroris ini. Para pelaku hingga kini masih menjalani pemeriksaan di Mako Densus 88.(al/merdeka)

0 komentar

Posting Komentar