Senin, 07 November 2016

Salafy Indonesia Tuh Harus Ngikuti Ustadz Fulan

Salafy Indonesia Tuh Harus Ngikuti Ustadz Fulan


Salafy Indonesia Tuh Harus Ngikuti ustadz Abdul Hakim Abdat, Ustadz Yazid Jawwaz dan Ustadz Syafiq Basalamah.

MasyaAllah, ketiga ustadz di atas adalah 3 orang juru dakwah dan ahli ilmu yang tidak diragukan lagi insyaAllah akan jasa dan perjuangannya dalam dakwah.

Saya pernah berguru kepada ustadz Yazid dan banyak mendapat faedah dari beliau, dan saya juga bernah duduk menimba ilmu dari ustadz Hakim Abdat di masjid Krukut, masyaAllah banyak pula yang saya dapat dari beliau.

Namun, tanggung jawab meluruskan pola pikir yang bengkok, menumpas benih benih kultus dan fanatis buta, menjadikan saya terpaksa menulis status ini.

Betapa sering saya mendengar bahwa setiap ustadz yang mau ngisi kajian di Jakarta harus baca dulu tulisan ustadz Hakim , dan pendapat ustadz siapa, sampaipun pendapat syeikh Bin Baz, al Utsaimin tidak layak disampaikan bila ternyata tidak sejalan dengan yang diajarkan oleh kedua ustadz di atas.

Suatu saat ketika saya menjadi pembicara di radio Rodja, ada pendengar yang mengirim pesan: agar saya dan selurh pemateri radio rodja, sebelum berbicara di radio rodja, terlebih dahulu membaca buku al masail tulisan ustadz Abdul Hakim Abdat, agar tidak berfatwa menyelisihi pendapat beliau.

Sampaipun, pagi ini, saya membaca komentar di status saya di facebook yang mengatakan : "kemana saja selama ini? alhamdulillah, akhirnya ustadz mengikuti pendapat ustadz senior....."

Subhanallahu, benih benih kultus mulai bersemi, dan berkembang.

Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada ketiga ustadz di atas, Terpaksa saya menulis status ini, karena saya yakin ketiga ustadz di atas tidak rela dengan sikap dan pola pikir semacam ini.

Ketiganya saya kenal mengajarkan kepada kami dan seluruh murid muridnya agar bersikap obyektif, mengikuti dalil jauh dari sikap fanatik, dan hizbiyyah (memetak-metakkan ummat hanya karena faktor figur dan aliran).

Hal serupa juga berlaku pada ustadz ustad lainnya, ustadz Ahmad Faiz,  Kholid Basalamah, Aunurrafiq, Yusuf Baisa, Subhan Bawazir, Badrussalam....dll.

Sikap sikap seperti ini, "MENURUT HEMAT SAYA DAN SEBATAS ILMUN YANG SAYA PELAJARI", mengarah pada kultus dan fanatik kepada seseorang. Ilmu fiqih dan fatwa sedari dahulu kala dihiasi dengan perbedaan pendapat, dan semua itu terjadi sepengetahuan para ulama'. Selama masing masing mengikuti metodologi ijtihad dan pendalilan yang benar mengapa dipersoalkan?

Sadarilah bahwa salah satu keunikan ilmu fiqih adalah adanya perbedaan pendapat yang tiada pernah berakhir. Bahkan sebagian ulama' dahulu mengatakan :

الفقه معرفة الخلاف

"Fiqih itu sejatinya hanyalah menguasai perbedaan pendapat."

Ada lain lagi berkata :

من لم يعرف الخلاف لم يشم انفه رائحة الفقه

"Siapapun yang tidak menguasai perbedaan pendapat yang terjadi diantara para ulama, berarti hidupnya belum pernah mencium aroma ilmu fiqih."

Rasa hormat kepada ketiganya bukan berarti menafikan ilmu dari selain ketiganya. Hormat kepada ketiganya bukan berarti alasan untuk merendahkan selain ketiganya. Ketiganya  lebih berilmu dan lebih gigih berdakwah bukan berarti itu dalil bahwa ketiganya pasti benar sedang selainnya pasti salah.

Salaf atau manhaj salaf memang terasa berat bagi manusia manusia yang pola pikirnya  kerdil. Dahulu Sahabat Ibnu Umar murka, ketika mengetahui ada orang orang yang bersikap kerdil membenturkan dalil engan pendapat ayahnya Umar bin Al Khatthab, dan juga sahabat Abu Bakar radhiallahu anhum ajma'in. Sampai sampai beliau berkata :

يوشك أن تنزل عليكم حجارة من السماء اقول لكم قال رسول الله وتقولون قال ابو بكر وعمر

"Bisa jadi kalian dihujani bebatuan dari langit, aku sampaikan kepada kalian sabda Rasulullah, namun kalian menolaknya dengan ucapan Abu Bakar dan Umar."

Pada kesempatan ini saya perlu menyampaikan himbauan kepada semua ummat Islam, ambillah ilmu dari ustadz Abdul Hakim Abdat dan Ustadz Yazid Jawwaz, keduanya adalah ahli ilmu yang mumpuni, namun hindari sikap kultus atau fanatik kepada siapapun, anda hanya diperntahkan untuk taat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Dan saya juga merasa perlu untuk berkata bahwa tasshub itu bisa saja menimpa murid murid dan pengikut imam Syafii, apalagi murid dan pengikut ustadz, termasuk murid murid dan pengikut SAYA sendiri.

Menyadari adanya ancaman laten fanatik kepada guru seperti ini, dahulu para imam sering mengingatkan murid muridnya agar tidak fanatik kepada pendapatnya. Semisal imam syafii berkata kepada muridnya :

إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِمَذْهَبِي عَرْضَ الْحَائِطِ

"Bila suatu hadits telah terbukti valid/sahih, maka campakkan mazhabku ke ladang."

Saudaraku! Sadarilah fanatik itu wabah penyakit yang bisa menimpa siapa saja, dan yang namanya fanatik tuh menolak kebenaran demi mempertahankan pendapat seseorang sampaipun orang itu adalah ketiga ustadz di atas apalagi saya. Dan menolak pendapat ketiga ustadz di atas apalagi pendapat saya, demi mengikuti dalil itulah yang disebut dengan manhaj salaf.

Sobat! Ayo ngaji lagi, percayalah bahwa ilmu yang belum anda ketahui apalagi saya, masih terlalu luas.

رب زدني علما وارزقني فهما

Amiin.

http://ift.tt/2eNwWYE

[Cerkiis.blogspot.com, Sumber: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri]

0 komentar

Posting Komentar