Home /
Berita /
Kabar /
Piyungan Online /
PKS Piyungan /
Portal Piyungan /
Tahan Mantan Menkes, KPK Ikuti Pesanan Amerika
Rabu, 26 Oktober 2016
Tahan Mantan Menkes, KPK Ikuti Pesanan Amerika
[portalpiyungan.com] Kasus penahanan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadhilah Supari yang dilakukan oleh KPK adalah sebuah upaya pembunuhan karakter sesuai pesanan pihak asing.
Itulah yang disampaikan oleh pengamat intelejen Sofjan Lubis.
“Negeri ini sudah ‘kelewat batas’, melakukan konspirasi atas pesanan asing karena alasan sang mantan menteri telah banyak melukai pihak-pihak kapitalis dalam bidang kesehatan dunia di WHO dan Namru Amerika," ungkapnya.
Kisah ini berawal dari ketika Siti Fadilah Supari melarang semua rumah sakit di Indonesia untuk mengirimkan sampel virus flu burung ke laboratorium Namru. Sebab, kontrak kerjasama dengan Namru telah berakhir sejak Desember 2005.
Siti Fadilah mengatakan dirinya keberadaan Namru-2 mengganggu kedaulatan Indonesia. Sebab, pusat penelitian itu meneliti virus yang dilakukan Angkatan Laut AS.
“Saya tidak akan rela kalau di wilayah yang berdaulat ini ada penelitian tapi ada militernya, tapi kok tidak jelas. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi,” harapnya.
Pakar intelijen Laksamana Muda (Purn) Subardo tetap meyakini keberadaan laboratorium medis milik angkatan laut AS, The U.S. Naval Medical Research Unit Two (NAMRU-2) merupakan alat intelijen AS. Hal ini diyakini Subardo berdasarkan penilaiannya selama lebih dari 30 tahun bekerja di bidang intelijen serta pernah menjabat sebagai Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) tahun 1986-1998.
Kisah pun berlanjut ketika banyak negara (termasuk Indonesia) dilanda bencana virus Flu Burung. WHO mewajibkan negara-negara yang menderita virus Flu Burung untuk menyerahkan virusnya ke laboratorium mereka.
Namun anehnya, hasil penelitian dari virus tidak diberikan kepada negara penderita (affected countries). Tiba-tiba vaksinnya sudah ada dan dijual secara komersial. Vietnam, contohnya, memiliki banyak penderita penyakit Flu Burung. Vietnam pun memberikan sampel virusnya ke WHO. Tidak ada vaksin yang didapat malah terpaksa untuk membeli vaksin Flu Burung dari salah satu perusahaan farmasi AS dengan harga mahal. Darimana vaksin itu berasal kalau bukan dari sampel virus flu burung Vietnam?
Ibu Menteri mencium aroma kapitalistik dari negara-negara maju, sebut saja, Amerika Serikat. Jelas saja ini akan sangat merugikan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya apabila memberikan virus Flu Burung namun tidak mendapatkan vaksinnya.
Ada dugaan kalau WHO justru menjual kembali virus itu kepada perusahaan farmasi AS untuk dibuatkan vaksinnya yang akan dijual secara komersial kepada negara-negara yang menderita pandemi Flu Burung.
Hal ini semakin jelas ketika pihak WHO yang diwakili Dr. Heyman mendatangi Ibu Menteri Kesehatan memaksa Ibu Siti Fadilah untuk memberikan sampel virus Flu Burung Indonesia kepada WHO. Dari hasil sebuah penelitian, virus Flu Burung ala Indonesia memiliki tingkat keganasan yang sangat tinggi.
Vaksin flu burung yang sudah ada waktu itu tidak mampu mengatasi virus Flu Burung ala Indonesia. Ibu Menteri Kesehatan menyadari bahwa virus Flu Burung ala Indonesia yang sangat dibutuhkan WHO adalah sebuah bargaining power untuk mereformasi WHO yang tidak adil dan menguntungkan AS saja.
Tindakan dan aksi seorang Siti Fadhillah Supari telah mendunia, namun kini semua itu harus terbayar oleh antek antek asing di negeri ini, melalui tangan-tangannya di KPK
Sebelumnya, Mantan Menkes 2004-2009 Siti Fadhilah Supari ditahan KPK Senin 24 Oktober 2016.
Di depan pers, ia terlihat berusaha menahan tangisnya karena dikhianati bangsanya sendiri. Siti yang sudah mengenakan rompi ‘Tahanan KPK’ mengaku sebagai pihak yang dikriminalisasi pada kasus tersebut.
Ia membantah pernah menerima uang haram dalam bentuk Mandiri Travellers Cheque (MTC) seperti yang dituduhkan kepada dirinya. Apalagi, Siti Fadilah mengaku hari ini diperiksa hanya sebatas konfirmasi.
“Tidak ditanya apa-apa. Cuma ditanya kenal ini sama kenal ini tidak. Kok ditahan. Belum sampai pada pokok perkara. Saya merasa ini tidak adil,” kata Siti Fadilah saat hendak digelandang ke mobil tahanan, Jakarta, Senin 24 Oktober 2016.
Di manakah keadilan di negeri ini kawan?
Penulis: Adityawarman
Editor: Tim Portal Piyungan
Share this
Related Articles :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Paling Dilihat
-
Pemandangan Kota Manokwari dari kejauhan. Manokwari -- Siapa yang tidak mengenal Kabupaten Manokwari? Ibu kota Provinsi Papua Bar...
-
Tan Malaka merupakan tokoh yang dikenal atas pemikiran revolusioner berhaluan kiri. Tan Malaka atau Sultan Ibrahim dengan gelar Datuk Tan ...
-
Tips Cara Sukses Budidaya Ikan Lele Cepat Panen di Kolam Terpal - Apakah Anda tertarik bisnis lele? Kenapa tidak segera terjun ke bisnis ini...
-
Pejabat eksekutif United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) antara lain Rex Rumakiek (kiri), Benny Wenda (tengah) dan Paula Ma...
-
Perdana Menteri (PM) Vanuatu, Charlot Salwai (©2019 Getty Image s ) PORT VILA, Vanuatu - Pemimpin blok Oposisi Vanuatu, MP Ismae...
-
Hiu Paus sepanjang 8,8 meter terlihat terdampar dan mati di pantai Pulau Mansinam, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Sabtu (8/9) - (Is...
-
Gemariau.com - PSSI akhirnya memutuskan tujuh klub yang sempat vakum bisa kembali berkompetisi di Indonesia musim depan. Salahnya adalah ...
-
Pemukiman Rainbow di Port Moresby, Papua Nugini, tempat para pengungsi West Papua tinggal selama bertahun-tahun. Foto: RNZI/Johnny Bla...
-
KOKIBU - Selamat Sore... Jika Anda Ingin membaca artikel ini lebih lanjut, silahkan klik link judul diatas atau kunjungi langsung di http:...
-
KOKIBU - Selamat Pagi... Jika Anda Ingin membaca artikel ini lebih lanjut, silahkan klik link judul diatas atau kunjungi langsung di http:...
0 komentar
Posting Komentar